Malam ini terlalu cepat.
Sangat cepat hingga aku berharap ingin mendapat tambahan waktu dari Yang Kuasa.
Aku tak berdaya. Waktu sudah terlanjur ditata Sang Maha Teratur. Aku hanya bisa pasrah.
Saat 'dia' bilang bahwa kau akan datang, hati ku bersorak. Rindu ini lunas sudah.
Ini kedua kalinya kita bertemu. Antara kau dan aku. Walau ada 'dia' diantara kita. Aku mengalah dan sekali lagi aku memang harus mengalah. Aku tahu diantara kau dan 'dia' pernah menandatangani perjanjian cinta diatas tahta suci asmara yang agung dan luhur. Dewi cinta Aprodhite menjadi saksinya. Cupid dengan panah cintanya yang riang jadi pengiring. Agung sekali. Aku menyaksikannya dari jauh, sangat jauh dari hatimu.
Segala pujian aku sematkan dalam do'a malam ku hanya untukmu.
Karena inginnya aku menjadi bagian dari dirimu. Aku tahu aku takkan bisa. Setidaknya beri aku kesempatan untuk mendo'akan segala yang terbaik untukmu sebagai ganti dari ketidakmampuanku menjadi bagian dari dirimu. Hanya dengan do'a, ya.. hanya dengan do'a aku merasa menjadi bagian dari dirimu. Hatiku......
Kamar ini tiba-tiba mengerucut dan sempit. Aku tak berkutik dihadapanmu.
Perangaiku menjadi liar. Pribadiku salah tingkah. Ucapanku hanya kiasan tolol karena memang...
Karena memang aku terpesona akan dirimu. Entah kenapa aku ini.
Malam ini semakin cepat larut.
Aku tahu kau bercumbu dengan 'dia'.
Desahan nafasmu beradu sengit dengan 'dia' jelas di telingaku. Menyayat hatiku.
Aku mencoba berpaling. Mencoba untuk memejamkan mata ini seolah tak ingin melihat 'dia' bercumbu dengan kau.
Aku menangis, tahukah kau......
Aku hanya bisa berdo'a memohon agar diriku tidak terjebak diantara kalian malam itu.
Aku ingin pergi, lari dan terus berlari menyusuri lorong yang pekat di naungi malam. Tersengal-sengal, kelelahan dan tersungkur lalu tertidur. Itu lebih baik bagiku.
Tidak ada lagi yang tersisa untukku.
Hati ini adalah benteng terakhir harapan diriku padamu.
Dirimu.....
Sifat penyayang dan penuh kasih.
Laku dewasa dan berwibawa.
Paras yang sempurna.
Tubuh penuh pesona.
Hati yang lembut dan bersahaja.
Bodoh...... Kenapa aku semakin menghayalkan tentang kau yang justru membuat aku pilu.
Kenapa aku ini. Ya Tuhan, seandainya Engkau ciptakan aku bukan sebagai manusia. Niscaya aku tidak akan tersiksa akan cinta.
Tapi aku mohon jangan tutup dulu buku cintaku, Tuhan.
Biar aku merasakan keindahannya meskipun sakit tak terperi.
Ini memang salahku.
Ini kebodohanku sendiri. Bodoh karena kelu lidahku ini terlalu beku untuk mengutarakan kado cintaku padamu. Sekali lagi karena ada 'dia'. Ada 'dia' diantara kita. Sahabat dekatku yang aku sayangi.
Ini bukan salah mu.
Terlalu hina jika aku menyalahkanmu. Kau tidak tahu isi hatiku yang sebenarnya. Kau pun tak tahu bahwa aku...... aku sangat mencintaimu. Sudahlah, aku tidak akan memaksa agar kau tahu semua isi hatiku. Ini memang salahku. Mencintaimu yang pernah mengikat janji suci dengan 'dia' sahabat baikku.
Aku tahu.
Keterbatasan fisikku menghalangimu untuk meletakkan buah cinta dan hatimu padaku.
Kelemahan ini pula yang menjadi batu karang dan menahan semua mimpi indahku. Kini mimpi-mimpi indah itu teronggok disudut kehampaan rindu hatiku. Menunggu untuk dicampakkan.
Aku tahu.
Aku tidak mampu dan mungkin tidak bisa.
Memilikimu sepenuhnya. Tapi sejahat itukah dirimu? Meninggalkan hatiku yang rindu harum tubuhmu. Meskipun tidak seutuhnya dirimu dapat kumiliki. Setidaknya tinggalkan satu desahan nafas mu untukku. Satu desahan nafas saja bagiku sudah cukup dan aku merelakan yang lain untuk 'dia' sahabatku karena memang hanya 'dia' yang pantas kau cintai. Aku tahu ini tidak berat untukmu. Ku mohon padamu. Hatiku.....
taste the sweetest things of life
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar