Duluu.. sekali, saya pernah memimpikan akan menemukan orang yang tepat dan mencoba menjalin hubungan khusus dengan sebaik-baiknya. Waktu itu saya hanya tertawa dan mencoba menghibur walaupun nggak tahu rasanya patah hati atau penyakit cinta lainnya. Sungguh. Mungkin karena waktu itu saya cuma melihat teman saya menjadi korbannya. Jadinya sedih bo'ongan biar dibilang setia kawan gityu.
Yah... nasiib. Kok ya karmanya baru saya rasakan sekarang. Saya menaruh harapan besar pada orang yang saya cintai. Sampai semalaman nggak bisa tidur mikirin nih orang. Saya harus mengorbankan waktu berharga saya untuk istirahat cuma ingin menemani dia nonton midnight. Sudah dua kali ini kita midnight bareng. Romantis, seru dan eghm.... Yah, begitulah pokoknya. Mungkin ini yang dibilang saya sedang menderita syndrome jatuh cinta akut.
Tapi bukannya kalau jatuh cinta itu mengasyikkan. Dan...ya, memang. Saya bersyukur saya sempat merasakan namanya benar-benar jatuh cinta. Saya bisa menerima dia apa adanya, tanpa mengurangi atau melebihkan. Sedikitpun tidak. Dan saya percaya kalau orang sedang jatuh cinta itu terlihat lebih muda, lebih segar dan berwajah cerah. Hormon Endorphin* yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai penangkal stres akan membuat hati kita selalu merasa senang, gembira dan selalu tersenyum. Nah, disini fungsi hormon tersebut bekerja. Gimana nggak awet muda, coba. Orang lagi jatuh cinta kan, kerjanya cuma nyengar-nyengir kesenengan.
Kembali lagi, saya bersyukur. Namun, semua kesenangan hati ini tidak berjalan sesuai rencana dalam mimpi bahagia saya. Saya sudah mencoba untuk bersabar dan mengerti keadaan dia sesungguhnya. Saya bahkan meminta jutaan kali maaf dalam bentuk SMS atau telepon padanya kalau saya berbuat salah dan menyakiti hatinya. Aneh juga kalau di ingat-ingat. Bahkan alasan dia juga sangat tidak masuk akal. Hanya karena dia tidak nyaman dengan teman-teman saya.
Hubungan yang baru di susun dua minggu ini jadi berantakan seketika. Gedubrak !!! Gila... Oalah jeng jeng, gini toh rasanya patah hati dan di tinggal kekasih *alah* he..he.. (tangis terisak) --tunggu saya seka dulu air mata saya, nggak apa-apa toh saya menangis---
...
Sudah. Maaf menunggu.
Hampir dua minggu juga saya susah melupakan dia dan semua kenangan yang sudah saya alami dengan dia. Bahkan sampai sekarang. Maklum, saya kan orangnya setia kalau suka sama orang he..he.. (terisak lagi). Cukup.
Saya mencoba mengalihkan pikiran saya dengan banyak kegiatan kampus. Bahkan saya berani menerima proyek membuat iklan kampus saya dan terlibat dalam kepanitian Expo Fakultas. Apa saja saya lakukan. Tetap nggak bisa, kayaknya saya nggak terima di perlakukan seperti ini. Oke, saya coba lagi. Bahkan kegiatan yang nggak penting pun saya lakukan hanya untuk mempersempit celah otak saya untuk mengingat dia. Dengerin radio dan request lagu-lagu bergenre broken heart club lalu jalan-jalan, kumpul bareng konco-konco lawas dan... lumayan juga, perlahan sedikit demi sedikit perasaan saya mulai luntur padanya.
Semalam saya menonton The Punisher yang keadaannya hampir sama seperti suasana hati saya. Ditinggal orang yang dicintai karena dibunuh dan mencoba untuk balas dendam. Sama seperti saya juga, tidak mau diganggu, murung, nggak bergairah dan serasa kehilangan asa *alah*.
"Jangan pernah kenangan indah menyiksamu. Lepaskan dan buatlah kenangan baru" Salah satu dialognya dengan seorang wanita yang menyukai si "korban" patah hati ini.
Saya pikir, benar juga. Untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan hal yang sudah berakhir. Terlalu sia-sia. Saya melihat banyak potensi dalam diri saya masih harus digali dan diraih. Jadi bagi Anda yang mengalami hal ini, cobalah untuk bersyukur. Bersyukur akan membuat Anda merasa lebih baik. Anda adalah orang hebat dan potensial untuk merubah dunia. Jangan pernah melihat diri Anda sebagai orang yang paling sengsara di bumi. Bersyukurlah dengan melihat sekeliling Anda. Bukankah masih banyak yang jauh lebih sengsara daripada Anda. Cobalah lihat.
Memang ini paradoks. Tapi paradoks yang bagus. Kenyataan memang sudah terjadi dan tidak akan hilang walau terasa pahit. Tapi ibarat minum obat, meskipun kita pahit menelannya tapi hasilnya akan membuat Anda sembuh. Dan kesembuhan ini akan membuat diri Anda menjadi pribadi yang penuh semangat dan antusias menatap masa depan *hayiah gaya mu, pak..pak*
:D Eh...tapi bener, kan. Buktinya saya bisa dan ini sangat manjur. Coba aja.
PS : Agung, coba deh. Good luck ya.
Yah... nasiib. Kok ya karmanya baru saya rasakan sekarang. Saya menaruh harapan besar pada orang yang saya cintai. Sampai semalaman nggak bisa tidur mikirin nih orang. Saya harus mengorbankan waktu berharga saya untuk istirahat cuma ingin menemani dia nonton midnight. Sudah dua kali ini kita midnight bareng. Romantis, seru dan eghm.... Yah, begitulah pokoknya. Mungkin ini yang dibilang saya sedang menderita syndrome jatuh cinta akut.
Tapi bukannya kalau jatuh cinta itu mengasyikkan. Dan...ya, memang. Saya bersyukur saya sempat merasakan namanya benar-benar jatuh cinta. Saya bisa menerima dia apa adanya, tanpa mengurangi atau melebihkan. Sedikitpun tidak. Dan saya percaya kalau orang sedang jatuh cinta itu terlihat lebih muda, lebih segar dan berwajah cerah. Hormon Endorphin* yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai penangkal stres akan membuat hati kita selalu merasa senang, gembira dan selalu tersenyum. Nah, disini fungsi hormon tersebut bekerja. Gimana nggak awet muda, coba. Orang lagi jatuh cinta kan, kerjanya cuma nyengar-nyengir kesenengan.
Kembali lagi, saya bersyukur. Namun, semua kesenangan hati ini tidak berjalan sesuai rencana dalam mimpi bahagia saya. Saya sudah mencoba untuk bersabar dan mengerti keadaan dia sesungguhnya. Saya bahkan meminta jutaan kali maaf dalam bentuk SMS atau telepon padanya kalau saya berbuat salah dan menyakiti hatinya. Aneh juga kalau di ingat-ingat. Bahkan alasan dia juga sangat tidak masuk akal. Hanya karena dia tidak nyaman dengan teman-teman saya.
Hubungan yang baru di susun dua minggu ini jadi berantakan seketika. Gedubrak !!! Gila... Oalah jeng jeng, gini toh rasanya patah hati dan di tinggal kekasih *alah* he..he.. (tangis terisak) --tunggu saya seka dulu air mata saya, nggak apa-apa toh saya menangis---
...
Sudah. Maaf menunggu.
Hampir dua minggu juga saya susah melupakan dia dan semua kenangan yang sudah saya alami dengan dia. Bahkan sampai sekarang. Maklum, saya kan orangnya setia kalau suka sama orang he..he.. (terisak lagi). Cukup.
Saya mencoba mengalihkan pikiran saya dengan banyak kegiatan kampus. Bahkan saya berani menerima proyek membuat iklan kampus saya dan terlibat dalam kepanitian Expo Fakultas. Apa saja saya lakukan. Tetap nggak bisa, kayaknya saya nggak terima di perlakukan seperti ini. Oke, saya coba lagi. Bahkan kegiatan yang nggak penting pun saya lakukan hanya untuk mempersempit celah otak saya untuk mengingat dia. Dengerin radio dan request lagu-lagu bergenre broken heart club lalu jalan-jalan, kumpul bareng konco-konco lawas dan... lumayan juga, perlahan sedikit demi sedikit perasaan saya mulai luntur padanya.
Semalam saya menonton The Punisher yang keadaannya hampir sama seperti suasana hati saya. Ditinggal orang yang dicintai karena dibunuh dan mencoba untuk balas dendam. Sama seperti saya juga, tidak mau diganggu, murung, nggak bergairah dan serasa kehilangan asa *alah*.
"Jangan pernah kenangan indah menyiksamu. Lepaskan dan buatlah kenangan baru" Salah satu dialognya dengan seorang wanita yang menyukai si "korban" patah hati ini.
Saya pikir, benar juga. Untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk memikirkan hal yang sudah berakhir. Terlalu sia-sia. Saya melihat banyak potensi dalam diri saya masih harus digali dan diraih. Jadi bagi Anda yang mengalami hal ini, cobalah untuk bersyukur. Bersyukur akan membuat Anda merasa lebih baik. Anda adalah orang hebat dan potensial untuk merubah dunia. Jangan pernah melihat diri Anda sebagai orang yang paling sengsara di bumi. Bersyukurlah dengan melihat sekeliling Anda. Bukankah masih banyak yang jauh lebih sengsara daripada Anda. Cobalah lihat.
Memang ini paradoks. Tapi paradoks yang bagus. Kenyataan memang sudah terjadi dan tidak akan hilang walau terasa pahit. Tapi ibarat minum obat, meskipun kita pahit menelannya tapi hasilnya akan membuat Anda sembuh. Dan kesembuhan ini akan membuat diri Anda menjadi pribadi yang penuh semangat dan antusias menatap masa depan *hayiah gaya mu, pak..pak*
:D Eh...tapi bener, kan. Buktinya saya bisa dan ini sangat manjur. Coba aja.
PS : Agung, coba deh. Good luck ya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar